Perubahan waktu tidur merupakan hasil mekanisme tubuh untuk menyeimbangkan waktu istirahat seseorang, meskipun dampaknya adalah seseorang tertidur di waktu abnormal (sore atau pagi hari) akibat ‘kerusakan’ jam biologis. Berikut beberapa masalah kesehatan yang dialami oleh seseorang dengan perubahan pola tidur:
- Gangguan sekresi hormon
Saat kita tidur, ini waktunya tubuh memproduksi berbagai hormon penting bagi fungsi metabolisme tubuh. Misalnya hormon kortisol yang berfungsi agar kita tetap terjaga pada siang hari, hormon pertumbuhan yang membantu mengatur pertumbuhan massa otot, hormon reproduksi; serta FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang mengatur fungsi organ reproduksi dan perkembangan pada masa pubertas. Kurangnya waktu tidur saat malam hari akan mengganggu sekresi dan kinerja hormon tersebut, meskipun sudah ditambah waktu tidur siang. - Memicu kegemukan
Hal tidak hanya disebabkan kekurangan waktu tidur saja. Perubahan pola tidur yang menyebabkan seseorang kekurangan waktu tidur di malam hari memicu sekresi hormon yang menyebabkan kegemukan. Hormon ini memicu rasa lapar pada siang hari dan menyebabkan seseorang ingin memakan lebih banyak makanan. Setelah keinginan makan terpenuhi, kemungkinan individu tersebut mulai mengantuk akibat kurangnya waktu tidur saat malam hari. Akibatnya adalah kurangnya aktivitas pada siang hari dan energi yang tidak terpakai akan tersimpan sebagai lemak. Gangguan sekresi hormon lain juga dapat menyebabkan kegemukan secara tidak langsung, di antaranya hormon pertumbuhan. Serkresi hormon pertumbuhan terlalu sedikit akan mengurangi massa otot. Semakin sedikit proporsi massa otot, semakin meningkat proporsi lemak. Riset oleh Yu dan kolega menunjukan bahwa lelaki dewasa dan lanjut usia dengan perubahan pola tidur atau kebiasaan terjaga pada malam hari berisiko mengalami hilangnya massa otot (sarcopenia) sebesar empat kali lipat dibandingkan individu dengan pola tidur normal. Kecenderungan inilah yang menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah gemuk seiring berjalannya usia. - Meningkatkan risiko kardiovaskuler
Mungkin sudah menjadi pengetahuan umum jika kekurangan waktu tidur dapat menyebabkan gangguan pada kinerja jantung. Namun penelitian terbaru oleh Dr. Patricia Wong menunjukan perubahan pola tidur juga meningkatkan kadar lemak dalam darah. Perubahan pola tidur akan menyebabkan kurangnya waktu beristirahat pada malam hari, akibatnya kita mengganti pada waktu lain. Namun tidur pada waktu yang abnormal akan mengganggu metabolisme tubuh pada siang hari sehingga kadar lemak darah cenderung meningkat. Hal ini akan meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Sehingga seseorang yang mengalami perubahan pola tidur akan lebih rentan terhadap berbagai penyakit kardiovaskuler. - Diabetes mellitus
Waktu tidur yang abnormal akibat perubahan pola tidur, khususnya pada akhir pekan, juga dapat meningkatkan kadar gula darah. Komponen penyeimbang kadar gula darah juga lebih sedikit dihasilkan oleh tubuh apabila seseorang tidur pada waktu siang hingga sore hari. Penelitian oleh Yu dan kolega juga menunjukan individu perubahan pola tidur menyebabkan risiko terjadinya Diabetes mellitus meningkat sekitar 1,7 kali lebih tinggi bahkan pada kelompok laki-laki meningkatkan risiko sekitar 3 kali lipat untuk mengalami gejala Diabetes.
Total Page Visits: 1151 - Today Page Visits: 2